Thursday, May 27, 2010

Pekerja Sejati..

Bapak/Ibu,

Saudi Arabia negara yang unik. Sangat menjanjikan bagi banyak orang. Orang-orang berdatangan dari berbagai penjuru negara. Easy money in here..begitu kata teman saya yang orang barat, yang bekerja sebagai salah satu manager di sini. Free tax, housing di tanggung, medical, school provided, car provided, flight ticket back provided, begitu bunyi tawaran perusahaan-perusahaan di sini. Praktis uang gaji bisa di simpan sesimpan-simpannya untuk di bawa pulang ke negara masing-masing.

Negara yang punya uang, tapi relative masih minim pekerja. Mereka membangun mega proyek di sini, bukan yang skala kecil. Selalu, the biggest refinery, the biggest petrochemical, dan the biggest lainnya. Saudi memang butuh pekerja.

Bagi orang-orang barat yang punya keahlian, ini ladang yang luar biasa tentunya. Mega proyek...., sangat menantang. Barat sekarang memang yang memegang kendali teknologi. Walaupun tidak sedikit yang cuma beruntung berasal dari barat dan bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Tidak sedikit pula pekerja skill yang berasal dari Timur yang tidak kalah keahliannya. Bahkan mungkin jumlahnya jauh lebih besar.

Seiring dengan berjalannya waktu, Saudi sepertinya menyadari bahwa, rakyatnya harus di didik untuk bisa menjadi motor utama perusahaan disini. Pekerja-pekerja asing mulai dikurangi. Saya belum melihat dampaknya ke pekerja yang berasal dari negara non barat. Tapi orang-orang barat disini mulai dipangkas karena mungkin salah satunya cost mereka yang besar. Sang expat dari barat digantikan oleh orang Saudi, dan sebagai pendampingnya, mereka menggunakan tenaga dari negara Timur. Saya tidak mau terjebak perdebatan kok si Barat di gaji lebih besar dan si Timur lebih kecil walaupun punya keahlian sama. Saya ga menyalahkan mereka sih, dapat gaji yang besar. Wong,di negaranya juga cost of living besar, atau gaji orang timur yang kekecilan dinegaranya ?? ntah lah..

Makanya ketika ada pertanyaan soal standard gaji, saya cenderung untuk menjawab, berapa cost of living disini, jadi Bapak/Ibu bisa tahu kira-kira bakal bisa saving berapa. Perusahaan (Government of Saudi owned company) disini sepertinya tidak memberi ruang untuk negosiasi, namun berbeda jika seandainya Bapak/Ibu bekerja di perusahaan multinational company disini. Saya melihat ada peluang untuk itu. Namun, semua bisa di bicarakan dan di coba, bukan begitu ?

Bagaimana dengan pekerja non-skill ? Woi.. jumlahnya jauh lebih besar. Merekalah pekerja-pekerja sejati yang coba mengadu nasib demi hidup yang lebih baik untuk anak-anak dan istrinya. Ah.. terus terang sebenarnya saya tidak melihat ada perbedaan anatara pekerja skill dan non-skill dalam hal ini. Toh, semuanya juga datang kemari demi hidup yang lebih baik. Bener ga ? Tapi pekerja non skill tidak bisa membawa keluarganya disini. Hanya pekerja yang berpredikat minimal Technician yang bisa membawa keluarga ke sini, begitu menurut peraturan Saudi.

Jarang pekerja non-skill ini pulang setahun sekali. Umumnya 2 hingga 3 tahun sekali. Saya tidak bisa membayangkan berpisah dari anak dan istri selama setahun. Sebulan aja berat rasanya. Mungkin saya yang terlalu sentimentil ? Tapi menurut saya ini masalah sosial yang lain. Eh.. banyak juga lho pekerja yang skill tidak membawa keluarga ke sini. Tapi umumnya itu karena itu pilihan mereka. Mereka memilih untuk tidak membawa keluarga...Saya sering mengamati para pekerja Non-Skill disini. Membuat kaki saya tetap ditanah.. to keep my feet on the ground ...itu kata rekan saya sorang bule yang bijaksana...how lucky I am

Saudi Visa di Indonesia

Bapak/Ibu,

Ada yang tertarik ingin tahu cara mengurus visa ke Saudi ?
Umumnya orang yang ke Saudi itu paling untuk urusan Haji atau Umroh. Biasanya sudah di urusin oleh agent atau kalau yang haji melalui departemen agama, visa sudah di urus oleh mereka. Bener ga ?

Trus bagaimana Bapak/Ibu yang perlu visa untuk keperluan business ? siapa tahu Bapak/Ibu tertarik ingin ekspor/impor unta ke Indonesia, atau ingin impor air zam-zam. Trus gimana cara mengurus visa business nya ? Ternyata sama saja Pak/Bu.. harus melalui agen juga..Ada agen-agen khusus yang telah ditunjuk oleh Saudi embassy di Indonesia untuk mengurus ini. Paling tidak itu pengalaman saya. Saya datang pertama kali dengan visa business. Kalau Bapak/Ibu perlu kontak agen tersebut, silahkan kontak saya, nanti insya Allah saya kasi. Syarat-syarat pengurusan business visa sebagai berikut:

1. Invitation letter dari sang employer di Saudi.
2. Sijil tijari (semacam surat registrasi sang employer di Saudi)
3. Surat dari perusahaan Bapak/Ibu di Indonesia.
4. Paspor
5. Poto paspor size 2 lembar.
6. Bayar duit ke si agen.. Pengalaman saya, untuk single entry satu juta dan multiple entry dua juta..

Untuk invitation letter dan Sijil Tijari cuma poto copy doang kok Pak/Bu, jadi bisa di send by email. Proses visa-nya 2 atau 3 hari kerja. Tergantung mood..

Tuesday, May 25, 2010

Bahasa, Makanan, tetangga, Rumah, Lingkungan, etc Part 2

Kita sambung ya Pak/Ibu,

Saya pernah cerita bahwa di Saudi kalau Bapak datang sendiri tanpa keluarga, maka Bapak harus tinggal di akomodasi yang khusus buat para "bujangan" (bachelor). Antara akomodasi bujangan dan family, tidak boleh digabung. Jadi waktu Bapak cari akomodasi, Bapak akan ditanya , .."lu bujangan apa bawe keluarge ??".

Pernah juga saya cerita, ada dua tipe akomodasi yang tersedia disini. Di dalam compound (komplek) atau di apartment. Seandainya Bapak bujangan, dan tinggal di bachelor compound, maka ongkos sewa, termasuk makan dan minum pagi, siang dan malam. Harga compound bachelor perhari sekitar 250-300 rial, sudah termasuk makan pagi, siang dan malam. Ada beberapa compound yang punya harga relatif murah di Khobar, tapi bagus, diantaranya Rezayat Village dan Tamimi Compound. Compound lain juga punya akomodasi untuk bachelor seperti Euro Village, tapi harganya lebih mahal. Kurang tahu berapa harganya, kalau Bapak ingin tahu , nanti coba saya cariin. Fasilitas di dalam compound sih umumnya standard, seperti gym, basket court, tenis court dan kolam renang. Sedangkan kalau tinggal di Apartemen ya tidak ada fasilitas di atas, dan harus sedia makanan sendiri. Tapi jelas lebih murah. Bagus untuk berhemat..

Saya melihat perumahan di Saudi, selalu dilengkapi dengan pagar semen tinggi sehingga orang dari luar tidak bisa melihat dari luar. Saya pernah tanya kepada salah satu teman Saudi. Kenapa bangun pagar tinggi-tinggi banget sih ? Jawabannya simple...for safety. Orang Saudi merasa tidak secure.. Trus emangnya ke tetangga saling kenal ga ? ya, cuma say hello aja...Trus nanti kalau meninggal mayatnya siapa yang ngurus ?? ah ...kamu banyak nanya ah.. disini ada petugas khusus pengurus mayat, keluarga yang ditinggalkan, tinggal telpon petugas ini aja.....Dasar orang kampung... ga pernah liat pagar rumah tinggi.. trus bingung, mayat kok petugas yang ngurusin, karena di kampung saya, para tetangga yang mengurus.. Tidak ada petugas-petugasan.. yang ada solidaritas.. fardhu kifayah..

Speed...
Mengendarai mobil di Saudi, sungguh menghanyutkan.. Jalanan bagus.. Minyak murah, cuma 40an halalah/liter..(sekitar Rp 1000-an)... mobil bisa naik yang relatif bagus, karena bisa beli yang kualitas bagus, karena harganya lebih murah ga kena pajak..(apalagi kalau mobil ga perlu beli, karena part of contract dengan employee heheh..Alhamdulillah).. tiba-tiba saja tanpa sadar kita sudah mencapai 120 km/jam.. bahkan saya tanpa sadar sering 160 km/jam.. harus hati-hati Pak/Ibu jangan mentang-mentang.. ya.. Kalau Bapak masih dengan bussiness visa, Bapak bisa pakai SIM international yang bisa di buat di IMI Jakarta. Bisa dilihat caranya disini.Namun jika sudah punya Iqama (KTP-nya Saudi) harus punya SIM Saudi..Eh..ngomong-ngomong tadi waktu pulang kantor, saya melihat pemandangan menarik di kaca spion mobil saya. Saya melihat ini sebagai salah satu dinamika kemewahan di Saudi..ini poto nya..Jarang lho Pak/Ibu ada orang naik motor di Saudi..

Monday, May 24, 2010

Bahasa, Makanan, tetangga, Rumah, Lingkungan, etc

Bapak/Ibu,

Apa kabar ?

Kalau di luar negeri, atau ga usah luar negeri lah.. luar kampung aja. Apa yang beda ya ? pasti bedakan ? ya namanya juga kampung orang. Budayanya bisa beda, tingkah laku, adat istiadat, makanan, bisa jadi beda.

Arab Saudi sebagaimana kita tahu sangat kuat dengan "culture" muslim-nya. Namun ingat lho ya, budaya dan agama bisa beda. Kadangkala budaya bertentangan dengan agama. Kalau sudah seperti ini, seorang muslim yang baik haruslah memilih aturan agamanya dari pada budaya. Bener ga ? Begitu juga di Saudi. Namun, kadangkala "si budaya", karena sudah sangat membaur dengan masyarakat, seolah-olah menjadi aturan agama.

..."halo..you la..how are you.."
...."I call you many..many ...many time"...
.... "but you no answer"....
... "Alah... you joking... I no believe you hahahaha"..

Perbincangan diatas saya dengar dari orang Indonesia yang lagi ngobrol dengan sahabatnya dari negara lain lewat HP. Seiring berjalannya waktu, Saudi telah berubah menjadi negara yang multicultural. Seperti biasa bahasa Inggris sepertinya menjadi penyatu perbincangan. Senang sekali saya mendengar perbincangan diatas. Si orang Indonesia tadi sangat pede dalam dengan bahasa Inggris-nya, tidak perduli grammar, yang penting ngobrol. Saya mengamati, yang dilakukan oleh si orang Indonesia tadi berbeda dengan orang Indonesia kebanyakan. Orang Indonesia itu memandang diam adalah emas. Ada benarnya sih, namun harus pada konteksnya. Agama mengajarkan berkata yang baik atau diam. Jangan-jangan Bapak/Ibu diam karena kendala bahasa ya ? hahaha.. kadangkala saya seperti itu. Akibatnya kadangkala orang Indonesia dinilai tidak cakap dalam bekerja, kurang aktif.. Padahal cuma gara-gara kurang "ngomong" aja. Ya udah, mulai sekarang saya pede aja ah.. ga perduli ama grammar, sambil terus belajar.. hajar !!!

bersambung...

Saturday, May 22, 2010

Shalat Jum'at..

Saya ga bisa bahasa Arab Pak/Ibu.. lha apa ini maksudnya ? Walaupun ini negara Arab, tapi karena banyak pendatang, ketidakbisaan berbahasa Arab sepertinya tidak terlalu bermasalah. Asal bisa bahasa Inggris, insya Allah bisa survive lah..tapi saya mau belajar.. Saya mau belajar bahasa Arab biar nanti kalo shalat, saya bisa ngerti apa yang di bacakan. Biar nanti bisa baca quran ga perlu pakai terjemahan. Bapak/Ibu baca Quran ga ? pernah baca terjemahannya sampai habis ga ? Hebat lho Pak/Bu Alquran itu.. Kawan saya yang orang Nigeria pernah bilang gini .."kata-kata didalam Al-quran itu tidak bisa tergantikan, sangat berurutan, kalau satu kata diganti dengan kata yang lain, walaupun mempunyai makna yang sama, pasti ketahuan deh".. Teman dari Nigeria ini bisa berbahasa Inggris dan Bahasa Arab. Tapi dia menyebutnya broken English and broken Arabic. Karena menurut dia sih, ga sesuai ama kaedah perbahasaan.. Namun, menurut saya bahasanya mantap banget..

Semua nabi/rasul punya mukjizat masing-masing kan ? Karena nabi/rasul dah wafat, mestinya kita tidak bisa melihat lagi mukjizat itu. Tapi ada lho Pak/Bu, mukjizat yang masih bisa kita rasakan. Mukjizatnya nabi Muhammad SAW. Yaitu Al-quran.. Ayo Pak/Ibu, kita buktikan..kita baca Quran yuk !!!

Berhubungan soal bahasa tadi, semenjak saya disini. Saya suka kebingunangan kalau shalat Jumat. Begitu khatib naik mimbar, saya bingung, ini yang mana pembukaan ? yang mana isi khutbah ? dan yang mana doa ? nda ngerti soalnya. Sampai akhirnya saya ditugaskan ke daerah Industri Jubail untuk menangani salah satu fertilizer plant disana. Ketika Jum'at, saya shalat di Islamic Center Jubail. Setelah selesai shalat Jumat, saya melihat di dekat pintu keluar mesjid, beberapa orang dengan "tampang" melayu tulen duduk berkumpul dan sepertinya menunggu sesuatu. Iseng-iseng saya dekati (seperti yang pernah saya ceritakan disini, saya paling ndak bisa melihat tampang melayu, pasti saya tanyain.. Indonesia kah ?? ). Eh.. bener.. Indonesia Pak/Ibu.. "oooo iya mas, kita lagi menunggu ustadz buat menterjemahin khutbah Jum'at tadi.." Wah.. ternyata di Islamic center ini, ustadz-nya berasal dari berbagai negara dan setiap habis Jumat, sang ustadz yang dari berbagai negara tadi berkumpul ke "kelompok negaranya" masing-masing dan menterjemahkan khutbah Jum'at sang khatib..

Jadi kalau bapak/Ibu mulai bosan mendengarkan khatib Jumat karena nda ngerti apa yang dikatakannya, sholat jum'at lah di Islamic Center yang ada di kota-kota besar di Saudi. Selesai Sholat, jangan langsung pulang (buru2 amat..mau kemana sih ??) lihat aja sekeliling mesjid, "tampang-tampang Melayu" yang berkumpul. Insya Allah ada program ini disana. Selain program terjemahan shalat Jum'at, mereka juga punya pengajian rutin dan program belajar bahasa Arab lho.. Juga buat keluarga..

Ada web bagus nih, ternyata tanpa kita sadar, orang Indonesia sudah berbahasa Arab..Klik disini.

Lowongan di Saudi Arabia

Bapak/Ibu,

Beberapa hari yang lalu saya dapat e-mail dari seorang fresh graduate Indonesia yang ingin tanya informasi soal lowongan kerja di Arab Saudi. Saya senang sekali, trus saya cerita soal gimana saya bisa dapat kerja disini. Kurang lebih seperti inilah. Bukan mustahil lho Pak/Ibu, sorang fresh graduate bisa kerja di luar negeri. Insya Allah ada.. Coba hunting disini..

http://www.aljazeerajobs.com/
http://www.bayt.com/job/home.adp
http://www.naukrigulf.com/
http://www.ggheewala.com/index.asp
http://www.monstergulf.com/
www.jobserve.com
http://www.petromindo.com/job.php
http://www.job-ruwaiscity.blogspot.com/
http://career.maersk.com/ MaerskCom/Templates/JobPortal/
http://www.alljobs.com.au/
http://www.rigzone.com/jobs/ search_jobs. asp
http://www.worldwideworker.com/seeker/
http://www.mnaglobalcom/oil-and-gas-jobs/jobs.php?pg=23&i=2&addAnother=1
http://www.jobsataramco.com/Home/default.aspx
https://marathon-careers.com/Search.asp?xid=33938492994033817927&src=001
http://www.qp.com.qa/qp.nsf/jobs?openview&Start=1&Count=100&Expand= 58
http://careers.chevron.com/
http://www.oilandgasjobsearch.com/
http://www.shell.com/home/content/careers/
http://www.discoverpetronas.com/
http://www.bp.com/home.do?categoryId=1
http://career.maersk.com/en/Pages/CareerHomeNew.aspx
http://www.oilcareer.com/
http://www.oilcareer.com/linksexchange.htm
http://www.huntoil.com/

Wednesday, May 19, 2010

Indonesia Engineer di Arab Saudi

Maaf Bapak/Ibu, dah beberapa hari ini tidak posting satu ceritapun. Saya lagi ditugaskan ke Riyadh. Biasalah, cari makannya dengan pergi service dari satu client ke client lain. Di Riyadh saya ke Aramco. Bagi yang tidak tahu Aramco, Saudi Arabia seperti yang kita ketahui bersama kaya karena minyaknya. Nah, PERTAMINA-nya Saudi itu ARAMCO. Karena punya duit banyak, dan punya natural resources, akhirnya pemerintah Saudi juga membuat bussines upstream, yang mengelola business upstream disini adalah SABIC. Walaupun ARAMCO juga terlibat di refinery. Konon SABIC mendapat bahan mentah dari ARAMCO hampir free of charge. Tidak seperti PIM yang harus minta mati-matian bahan mentah dari dari tetangganya ARUN/Exxon di tanah kelahiran saya Aceh. Masih jalan ga ya PIM ?

Cerita sedikit soal Riyadh, kota ini besar juga yah.. Ini Ibu kota negara Saudi Arabia. Lalu lintas lebih padat, merayap. jika di bandingkan dengan Khobar. Tapi harga-harga sepertinya relatif sama. Sewaktu di Riyadh, saya beli sikat gigi harganya 3 riyal. Di Khobar juga harganya segitu. Dah ya, segitu aja soal Riyadh. (Bapaknya Rafif pie tho ?? mengatakan harga sama dengan hanya membeli sikat gigi ??)..

Alhamdulillah ketika di Aramco, saya bertemu dengan orang-orang yang ramah (ada lho client yang ga ramah, tapi off the record ah....:)). Di Plant Riyadh ini, kebanyakan para engineer-nya orang Saudi. Saya banyak mendengar soal isu ini. Pemerintah Saudi sejak beberapa tahun belakangan ini giat-giat nya menjalankan program Saudisasi. Yaitu mengganti semua posisi-posisi penting di sebuah perusahaan dengan orang Saudi. Saya sih berpendapat, ini negara mereka, dan haknya mereka untuk mendapat porsi lebih, dan seharusnya memang merekalah yang menjadi motor sebuah perusahaan di negara mereka sendiri. Bener ga ?

Indonesian ?? Ya I am indonesian, begitu jawab saya. Indomie ?? hahahahaha... saya tertawa waktu mereka bilang indomie. Itu lho Pak/Ibu, mie instant yang populer di negara kita, apalagi kalau ada banjir dan kawan-kawannya menerpa, makanan ini sepertinya jadi salah satu menu favorite.. (karena orang hobinya ngasi ini sih..)Ternyata orang Saudi suka banget ama Indomie, bahkan saya sempat melihat beberapa papan reklame iklan Indomie di sekitar Khobar/Dammam.

Have u been to Bogor ? tanya si Saudi, Oya saya sempat tinggal delapan tahun di Jakarta, dan Bogor cuma satu jam dari jakarta jawab saya. Kenapa ? tanya saya balik. Saya senang melihat anak-anak ini, kata si Saudi sambil menunjukkan poto anak-anak TPA yang sedang belajar mengaji di sebuah bangunan kecil, yang sepertinya di design untuk menjadi tempat sholat, dan belajar mengaji anak-anak. Ini di sebuah desa di Bogor katanya lagi. Saya yang menjadi penyandang dana untuk pembangunan ini, katanya sambil membalik poto demi poto. Saya pribadi belum pernah ke tempat ini. Tapi saya senang uang saya bisa bermanfaat. Si Saudi sudah bekerja lebih dari 18 tahun di Aramco.

Tidak banyak engineer Indonesia disini. Katanya lagi. Saya tahu cuma beberapa saja. Saya tidak mau membantah, karena mungkin dia membandingkan dengan keberadaan engineer India dan Phillipines. Memang kita kalah jauh dari segi jumlah. Yang saya tahu, engineer Indonesia di Saudi itu terbanyak di Saudi Kayan SABIC. Konon katanya sekitar 300 orang. Ini adalah sebuah petrochemical plant baru yang konon bakal jadi yang terbesar di kelasnya. Selebihnya saya tahu ada beberapa engineer Indonesia di Aramco Dhahran. Sepertinya keberadaan orang Indonesia di Saudi ini tidak terdeteksi ya ?? Atau saya yang tidak tahu ya ?? heheh.. Jika ada orang Indonesia yang membaca tulisan ini, dan kebetulan berada di Khobar dan sekitarnya, kita buat perkumpulan yuk Pak ?? paling tidak nanti bisa ngobrol bareng, silaturahmi, dan melakukan hal yang bermanfaat lainnya.. ditunggu ya !!!

Monday, May 17, 2010

List of compound di Khobar...Ampun harganya..

Bapak/Ibu,

Peraturan Saudi Arabia mengatakan, perempuan harus berpakaian hitam panjang, yang disini disebut dengan abaya. Jadi jika mau keluar rumah, Ibu-ibu jangan lupa pakai "jubah hitam" ya biar tidak di tangkap oleh polisi syariah. Ini serius lho.. bukan main-main. Jika Bapak beruntung bisa beli mobil disini, maka sang ibu mohon maaf tidak bisa ikut menjadi supir. Perempuan tidak boleh menyetir disini. Jadi kalau mau keluar rumah gimana dong ? Ya tunggu sampai Bapak pulang dari kantor terus nyetirin Ibu, atau Bapak/Ibu bisa menggunakan jasa taksi private yang bisa dipanggil kerumah. Taksi private ini mirip trac rent a car -nya Indonesia. Trus, apa aman diantar oleh supir taksi ini ?. Saya pribadi selama disini selalu menggunakan taksi private ini, cuma semenjak dapat company car aja saya tidak pernah pake lagi, dan Alhamdulillah aman-aman aja selama memakai service mereka. Kalau Bapak/Ibu butuh, bisa kontak saya di blog ini, Insya Allah saya kasi nomor telpon taksi kepercayaan perusahaan kami.

Maaf Bapaknya Rafif, maksud Bapak buat tulisan yang judulnya "List of compound di Khobar ...Ampun harganya" itu apa ?? Hehehe Nda, maksudnya kalau Bapak/Ibu ingin cari compound di Alhobar bisa melihat di website ini. Range harganya bisa dilihat disini.

Saturday, May 15, 2010

This country full of India and Phillipino..

"Excuse me, are you Indonesian ? Oh no, I am Philipino". Wah, ga terhitung banyaknya saya bertanya seperti itu dan menerima jawaban singkat padat jelas kaya gitu. Luar biasa, banyak banget orang Philipino di sini.

Iseng-iseng saya bertanya sama orang Philipina yang satu kantor dengan saya. Kenapa ya banyak orang Philipina di sini. Dia cerita, ..."karena angka pengangguran di Philipina besar. Seorang sarjana susah untuk mendapatkan kerja yang sesuai dengan bidangnya di Philipines. Terus, kalaupun bekerja, biasanya cuma untuk kebutuhan dasar doang, selebihnya untuk mobil, rumah dan sebagainya ntah berapa tahun baru bisa terpenuhi. (Oh gitu ya...kok setali tiga uang ama Indonesia, mirip banget). Akhirnya kami merantau kesana-kemari", sambungnya lagi sambil terisak hiks..hiks.. (maaf, terisaknya saya ada2in). Saya menjawab, sama dong kaya Indonesia, tapi kenapa Indonesia ga rame ya di sini ? Apa orang Philipina lebih pinter ? Ah yang bener ah.. Industri di Philipina itu apa sih, kalo di Bandingkan Indonesia. Kawan saya itu bahkan sudah bekerja di Saudi Arabia, ketika dia baru punya experience dua tahun.

Good attitude ? Talented ? smart, pinter mengemas CV, punya bahasa Inggris bagus ?, mungkin yang menjadi faktor mereka banyak di terima di sini. Ntah lah.. yang jelas this country full of India and Phillipino.

HIKMAH:
Bagi yang punya pengalaman rendah, jangan menyerah..Coba terus semua peluang. Belajar ngomong bahasa Inggris, belajar masak, belajar apa aja..jangan takut salah. HAJAR !!!!

Di kantor saya juga punya apprentice fresh graduate dari India dua orang. Ntah dari mana mereka apply. Saya aja yang di kantor bingung ...

Thursday, May 13, 2010

Engineer Salary di Saudi Arabia dan tips

Setelah membaca cerita saya tentang Salary Saudi Arabia, mungkin Bapak/Ibu agak kecewa ya karena tidak menemukan yang di cari ? Ayo ngaku..!! hehe. Saya cuma ingin membawa Bapak/Ibu bahwa di Saudi Arabia yang kaya minyak ini, juga ada Saudara kita yang kerja seperti itu, dan mereka merasa sangat bahagia. Bersyukur mungkin kata yang tepat. At least for the time being, itu lah yang terbaik, sambil terus usaha.

Saudi Arabia adalah tempat dengan living cost yang termurah di GCC Country. Itu menurut temen-temen yang sudah pernah kerja di Dubai, dan Qatar. "Dubai ampun-ampunan, nyaris amburadul mas keuangan saya ketika saya di Dubai ".. gitu menurut temen saya.

Sebenarnya sih semua tergantung bagaimana gaya hidup. Tapi moso, dah jauh dari kampung, kita mau hidup ngirit dan pas2-an ? Bener ga ?

Semua di mulai dari seberapa berharga kita menurut perusahaan. Kalo kita jago, pasti di kasi gaji tinggi. Bener ga ? (sambil malu2, karena mikir diri sendiri hihi). Menurut saya standard gaji sih tergantung kalau Bapak/Ibu mau saving berapa per bulannya.

Rata-rata, keluarga dengan 2-3 orang anak per bulan akan menghabiskan 1000-1500 USD. Cost terbesar di Saudi itu adalah uang rumah dan Sekolah buat anak. Makanya ketika nego gaji, lihat dan yakinkan hal ini sudah secure. Jika Bapak memilih tinggal di apartment, maka harga yang bagus itu 30-40 Ribu Riyal/Tahun. Namun harap diingat ya, apartment di Saudi tidak seperti di kita yang punya halaman dan fasilitas mewah, jadi mungkin agak sedikit susah bagi perempuan untuk keluar apartment sendiri. Perempuan agak susah keluar disini, karena harus di temanin oleh muhrim. Jika Bapak memilih tinggal di compund, harga compound terendah itu di kisaran 60 ribu Riyal/Tahun. Tapi harap diingat harga dikisaran ini laris manis di Saudi, jadi agak susah untuk mendapatkannya. Jika Bapak mau aman, minta di kisaran 90 ribu Riyal/Tahun ke atas ketika nego gaji.

Sedang bagi yang anaknya sekolah, anak Bapak/Ibu harus bersekolah di International school. Jadi ndak boleh ke sekolah lokal. Biaya International school itu yang termahal seperti British International school, dikisaran 30-45 ribu Riyal/ tahun. Sedangkan kan yang terendah di harga 6 ribu riyal/tahun. Tapi jangan tanya soal mutu ya. Saya ga tau soalnya. Mungkin bisa jadi yang murah lebih baik. Ayo, ada yang punya pengalaman ? atau ada yang mau homeschooling ? coba Bapak/Ibu cari inspirasi di sini

Thursday, May 6, 2010

Salary Saudi Arabia

Saya sudah cerita soal gimana saya ngelamar, di interview, trus awal berangkat. Ada yang tertarik saya cerita soal salary ga ? saya tunggu ya responnya ? **Mode Nunggu ON**.

Satu jam kemudian...

Oke, saya tahu semua ingin tahu masalah yang satu ini. :)..
Beberapa minggu yang lalu ketika saya hendak sholat di mesjid di dekat compound saya, tiba-tiba saya lihat ada anak muda dengan baju koko, terus pakai kain sarung lewat di depan saya. Hmm, ga salah lagi nih.. Muka melayu, pake baju koko lagi. Langsung saya tegur.."Orang Indonesia mas ?" Eh Iya Pak, waduh saya capek cari Indonesia ga ketemu. Jawabnya dengan logat Cirebon. Saya baru datang Pak, maaf tadi saya pikir Bapak orang Philipina !! tambah si Anak muda tadi. Selesai sholat kami ngobrol lagi.. "

Saya dari Cirebon Pak, baru datang dua hari yang lalu. Saya datang melalui PJTKI anu
(bukan nama sebenarnya) dengan membayar 13 juta, mau di janjiin kerjaan sebagai cleaning service di Khobar. Tapi dah tiga hari belum ada khabarnya ini Pak. Saya ndak bisa bahasa Arab, bahasa Inggris apa lagi. Saya sampe di Airport Dammam jam tiga pagi, baru di jemput jam dua belas siang. Saya agak takut Pak, Dari Indonesia saya cuma di kasih nama perusahaan yang menampung saya, tapi alamat dan nomor telponnya ga ada. Tadi waktu di Airport saya sempat salah naik mobil, habis si supir-nya cuma nanya ..Indonesia !!! Indonesia !!! langsung aja saya naek, eh di tengah jalan dia berhenti, trus nelpon. Saya jadi takut, langsung aja saya kabur balik lagi ke Airport. Syukurnya belum jauh.

"...Jam 12 an, ada supir datang teriak nama perusahaan penampung saya, sampai akhirnya saya sampai disini. Syukurnya penginapan dan makanan di tanggung Pak. Soalnya duit saya cuma 50 ribu rupiah. Besok saya di suruh datang ke kantor, tapi saya bingung, soalnya nda ngerti dia ngomong apa
, Si Anak muda menambahkan.... "Kalau begitu, besok kamu kalau sudah di kantor, sms saya biar saya yang ngomong ke orangnya !!!", jawab saya. "Ohh.. terima kasih Pak, tapi saya bingung mau sms pakai apa, saya punya HP tapi nda ada SIM card-nya". Ya udah, akhirnya saya beliin dia SIM card sekalian pulang ke compund. Besoknya, setelah menerima sms dari Si Anak muda tadi, saya ngomong langsung ke perusahaan penampungnya. Syukurnya perusahaan penampunya kelihatannya cukup bertanggung jawab.

Besoknya di mesjid yang sama, saya bertemu lagi dengan Si Anak muda Cirebon, "Pak kemarin dia ada tanya soal salary. Salary itu apa ya ?" Gubraaaaaaaaak, hati saya tertegun. "Saya tahu apa yang paling penting kamu harus punya untuk survive di Saudi !!!", jawab saya. "KAMU HARUS PUNYA KAMUS". Saya install di HP-nya kamus mobile Indonesia-Inggris.

Beberapa hari berselang, si Anak muda Cirebon, ngasih kabar ke saya bahwa dia sudah di tempatkan di tempat baru, dan bekerja di Rumah Sakit sebagai Cleaning Service dengan gaji 800 Rial/Bln. Nah, Bapak/Ibu baru sekarang tahu berapa kira-kira gaji cleaning service di Saudi.

Wednesday, May 5, 2010

First day..

Oke.. Saya sambung ya ceritanya..

Saya based di kota Khobar. Bagi yang tidak tahu Khobar, kota ini berbatasan langsung dengan dengan Bahrain. Kurang lebih satu jam perjalanan naik mobil. Akhirnya saya tahu kenapa saya kerja di Saudi, tapi kok interview-nya di Bahrain. Karena, orang-orang bule yang meng-interview saya tinggalnya di Bahrain. Jadi setiap hari, mereka pulang pergi Bahrain -Khobar. Kenapa ya mereka ga tinggal di Saudi Aja ? Jawabannya karena berbagai sebab. Bahrain memang bebas sekali. Jauh lebih bebas dari Saudi Arabia atau bahkan Indonesia. Mulai dari acara TV, life style, makanan, semuanya bebas..bas..bas. Udahlah, saya tidak mau cerita soal negara ini, karena tidak sesuai dengan tema blog ini. Kalo mau, Bapak/Ibu bisa buat sendiri blog yang judulnya Indonesia di Bahrain :).

Peraturan Saudi Arabia mengatakan "..kalo kamu masuk Saudi dengan visa visit/business baru (fresh, single entry atau multiple entry yang belum pernah di pakai di Saudi) kamu harus melalui proses finger print di imigrasi Saudi ketika kamu mau masuk". Proses ini (finger print) harus diulang setiap kali kita ganti Visa visit/bussines. Untuk masuk kota Khobar bisa lewat airport Dammam atau lewat Airport Bahrain. Jika lewat airport Dammam, imigrasi ada di airport-nya ketika kita mau keluar, sekalian cap paspor. Sedang jika masuk melalui Bahrain imigrasi ada di perbatasan (bukan di Airport Bahrain ya..). Airport Dammam ke Khobar dapat di tempuh dalam satu jam perjalanan. Sedangkan dari Airport Bahrain ke Khobar juga satu jam perjalanan. Loh.. kok sama ? iya, emang sama..Cuma dari pengalaman teman-teman, jika dengan visa visit/bussines baru mereka lebih senang masuk melalui Bahrain. Alasannya, karena antrian buat menunggu finger print di imigrasi tidak panjang. Pengalaman saya, 10-15 menit sudah beres. Sedang teman yang masuk melalui airport Dammam, Wadoooh !!!... bisa tiga jam antrian nunggu finger print, rame soalnya.

Ada cerita menarik ketika pertama kali saya masuk Saudi Melalui Bahrain. Saya sudah punya visa business single entry untuk satu bulan tinggal di Saudi. Terus saya tanya ke orang kantor saya di Saudi. "Apakah saya perlu visa Bahrain ? " orang kantor saya jawab, ..."karena kamu sudah punya visa Saudi, maka kamu bisa masuk Bahrain dengan visa transit 24 jam di Airport Bahrain. Kamu tinggal bilang ke imigrasi Bahrain bahwa kamu cuma ingin ke Saudi Arabia melalui King Fahd Causway. Bayar dua dinar Bahrain atau dua puluh rial, terus nanti kamu bakal di kasi 24 jam transit visa". Oke, tanpa rasa curiga, saya siap berangkat ke Saudi. Malam itu saya check in di Airport tercinta kita Soekarno Hatta dengan pesawat Qatar Airways. Orang counter check in nanya.." Bapak mau ke Bahrain ? ... ya !! jawab saya. "..boleh saya minta visa Bahrain-nya ? ... " ga perlu visa Bahrain mas, karena saya pemegang Visa Saudi, dan cuma mau transit untuk melalui King Fahd Causway. Nanti di Airport Bahrain saya di kasi 24 jam transit visa, jawab saya dengan gagahnya. "Ok, sebentar ya Pak, kita tanya dulu. Ga lama si petugas balik lagi dan bilang.. " maaf Pak, Bapak harus punya Visa Bahrain untuk berangkat. Karena Bapak bukan pemegang residence permit Saudi. Loh, tapi orang kantor saya bilang, saya bisa dapat visa transit 24 jam di Bahrain. Perdebatan pun berlangsung. Sampai akhirnya saya kontak bos saya yang ada di Bahrain, untuk ngomong langsung dengan si petugas, tapi si petugas tetap tidak mengizinkan saya berangkat. Akhirnya saya batal berangkat malam itu.

Malam itu di Bahrain, setelah mendengar saya gagal berangkat gara-gara ga punya Visa Bahrain, si bos langsung meluncur ke Airport Bahrain untuk bertanya langsung ke Imigrasi Bahrain di Airport. Tau ga apa jawaban imigrasi Bahrain ? " GA MASALAH, KAMI BISA MENGELUARKAN VISA TRANSIT 24 JAM UNTUK INDONESIA YANG PUNYA VISA BUSSINES" Nah., loh gimana sih petugas check in Soekarno Hatta ??

Malam itu juga si bos ngirim e-mail ke saya, minta maaf soal kejadian ini. Sebenarnya untuk mendapatkan visa Bahrain sangatlah mudah, namun masalahnya, ini sudah malam dan besok adalah hari Jumat. Bahrain Jumat dan Sabtu libur. Di putuskan akhirnya saya berangkat besok malam, dan si bos akan meminta bantuan sebuah perusahaan di temen-nya di Bahrain untuk membuat supporting letter, buat di tunjukin ke petugas check in, yang mengatakan bahwa sudah di confirm ke imigrasi bahwa si anu bisa untuk mendapatkan Visa transit.

Besok malamnya berangkatlah lagi saya ke Soekarno Hatta, destination Bahrain. Kembali perdebatan yang sama terjadi, namun dengan supporting letter dari perusahaan Bahrain, akhirnya mereka luluh, dan mengizinkan saya check in. Namun, begitu mereka melihat Visa Saudi saya,...Hmm maaf Pak, Visa Saudi Bapak Validity-nya berakhir besok. Jadi Bapak sepertinya ga bisa juga berangkat malam ini. WADOOH !!!, saya liat lagi wah bener nih, Visa Saudi saya Validity-nya cuma 15 hari dengan duration of stay 30 day. Gagal lagi saya berangkat. Sebelum pulang, saya makan empek-empek di terminal International.

Hikmah, jangan malas untuk melihat Visa validity..atau Bapak/Ibu cuma bisa menikmati empek-empek di terminal international dan gagal berangkat. Trus, Pak/Mba petugas, wadooh !!! yang valid dong..

Tuesday, May 4, 2010

Awal - Awal..

Asal saya dari Banda Aceh. Nasib kemudian membawa saya merantau ke Jakarta setelah kuliah. Delapan tahun lamanya saya di Jakarta. Tinggal di Jakarta bagi orang yang berasal dari kota kecil seperti Banda Aceh tidaklah mudah . You know why Lha.. Macet nya Jakarta ga "ketulungan". Kemana-mana rasanya jauh. Tapi saya mencoba tegar (keren khan ??)..

Oke, saya ga mau ngomongin soal sentimentil gimana harus ke kantor, atau apa angkot yang harus dinaikin kalau mau ke Kuningan dari Pasar Minggu. Sorry Bapak/Ibu, tidak bakal menemukan cerita seperti itu disini. Itu komitmen saya. Tapi yang ingin saya ceritakan adalah, orang Indonesia punya peluang besar untuk bekerja di Saudi Arabia.

Bapak/Ibu tahu ga www.bayt.com ? ceritanya bermula dari situ. Di tengah kegalauan, sumpek, polusi di Jakarta, saya "taruh" CV saya di website ini.

Tiba-tiba telpon saya berdering. ...."Assalamu'alaikum, Bapak.. tertarik dengan kerjaan di Saudi bla..bla..bla..( sebenarnya kata-katanya nda seperti ini, karena yang nelpon cewek Inggris 'moso' cewek Inggris ngomong Assalamu'alaikum, kan jarang ??) dia kemudian meng-arrange interview di Bahrain. Semua cost ditanggung. Mulai dari Visa, tiket, hotel bahkan saya di kasi uang saku 20 dinar Bahrain buat keliling naik taksi katanya (kira-kira 700 ribu, kan lumayan hehehe).

Pergilah saya ke Bahrain. Interview dilaksanakan di lobby hotel Sheraton Bahrain. Tidak banyak yang di interview (cuma saya), karena perusahaan saya ini bergerak di bidang service consultancy perusahaan minyak/petrochemical di sini. Total employee di Saudi cuma lima orang. Selebihnya jika ada project, maka berdatanganlah engineer lain dari berbagai negara untuk support. Kami memang harus mobile. Sang interviewer, dua orang dari Inggris, dan dua Afrika Selatan. Sudahlah saya ga perlu cerita soal gimana jalannya interview, karena Bapak/Ibu pasti sudah pernah di interview bukan ? Cukup saya cerita bahwa sang interviewer cukup "terkesan" dengan salah satu contoh report yang pernah saya kerjakan di Indonesia (sengaja saya gunakan kata "terkesan"untuk menghibur diri saya sendiri). Terlebih lagi ketika dia melihat nama bekas bos saya yang meng-approve report saya. Hmmm.." I know this guy !!! " gitu katanya. Ya udah, salaman terus sang bos (yang orang Inggris) bilang,... we are waiting feedback from you..!!! (lah, ga terbalik nih, bukannya saya yang mestinya nunggu kabar dari dia, pie iki ?? (gimana ini?? )

Pulang saya ke Jakarta, menunggu..

Kurang lebih dua atau tiga hari setelah interview, datang e-mail proposal salary dan remuneration package yang bakal saya dapat. Saya lihat, pertimbangkan, bertanya, dan akhirnya.. Oke.. Saya Setuju.. Saudi here I come .. Terbanglah saya... Bye...bye Jakarta kau cukup berkesan.

bersambung...

Assalamu'alaikum

Assalamu'alaikum Bapak/Ibu,

Ini postingan saya yang pertama. Hmm, bingung juga ya. Pokoknya saya kepingin nulis. !!! Dah ya itu aja dulu.

Wassalam,
Bapaknya Rafif..