Apa khabar Pak/Ibu,
Gimana, mantap semuanya ??
Ngomong tentang orang Indonesia di Saudi sepertinya tidak akan ada habis-habisnya. Negara ini sangat sangat mengenal negara yang namanya Indonesia dan orang-orangnya. Selain di kenal di Saudi sebagai the largest moslem country in the world, Indonesia juga di kenal sebagai peng-ekspor pembantu yang baik, (lho.. bukannya tentang ini sudah di tulis ya.. ? ya.. betul, tapi ada sisi yang lain lagi).
Thursday, October 14, 2010
Lagi tentang orang Indonesia..
Labels:
Renungan,
saudi arabia
Thursday, October 7, 2010
Kisah seorang expat..
Bapak/Ibu,
Apa khabar ?
Kali ini saya mau cerita tentang seorang expat bule yang bekerja di Saudi Arabia ini kurang lebih 6 tahun. Ini adalah kisah nyata, walaupun dapat beberapa aspek di cerita ini merupakan analisa saya saja, tapi garis besarnya adalah sedemikian adanya. Beliau ini berumur kurang lebih 58 thn. Awalnya dia bekerja di salah satu perusahaan minyak unik di Afrika. Perusahaan ini mengolah batubarat (coal) menjadi minyak liquid.
Apa khabar ?
Kali ini saya mau cerita tentang seorang expat bule yang bekerja di Saudi Arabia ini kurang lebih 6 tahun. Ini adalah kisah nyata, walaupun dapat beberapa aspek di cerita ini merupakan analisa saya saja, tapi garis besarnya adalah sedemikian adanya. Beliau ini berumur kurang lebih 58 thn. Awalnya dia bekerja di salah satu perusahaan minyak unik di Afrika. Perusahaan ini mengolah batubarat (coal) menjadi minyak liquid.
Labels:
lowongan,
Renungan,
salary,
saudi arabia
Wednesday, October 6, 2010
Indonesia overqualified ?
Bapak / Ibu,
Apa khabar ?
Sudah membaca tulisan saya yang disini ? di situ menuliskan keprihatinan saya terhadap saudara-saudara kita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT), dan ternyata orang Saudi harus membayar mahal untuk bisa mendapatkan PRT dari Indonesia. Sangkin mahalnya, membuat pemerintah Saudi berang, dan mengancam akan menghentikan "kerja sama" mendatangkan pembantu dengan pemerintah Indonesia.
Apa khabar ?
Sudah membaca tulisan saya yang disini ? di situ menuliskan keprihatinan saya terhadap saudara-saudara kita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT), dan ternyata orang Saudi harus membayar mahal untuk bisa mendapatkan PRT dari Indonesia. Sangkin mahalnya, membuat pemerintah Saudi berang, dan mengancam akan menghentikan "kerja sama" mendatangkan pembantu dengan pemerintah Indonesia.
Labels:
Renungan,
saudi arabia
Subscribe to:
Posts (Atom)