Wednesday, May 5, 2010

First day..

Oke.. Saya sambung ya ceritanya..

Saya based di kota Khobar. Bagi yang tidak tahu Khobar, kota ini berbatasan langsung dengan dengan Bahrain. Kurang lebih satu jam perjalanan naik mobil. Akhirnya saya tahu kenapa saya kerja di Saudi, tapi kok interview-nya di Bahrain. Karena, orang-orang bule yang meng-interview saya tinggalnya di Bahrain. Jadi setiap hari, mereka pulang pergi Bahrain -Khobar. Kenapa ya mereka ga tinggal di Saudi Aja ? Jawabannya karena berbagai sebab. Bahrain memang bebas sekali. Jauh lebih bebas dari Saudi Arabia atau bahkan Indonesia. Mulai dari acara TV, life style, makanan, semuanya bebas..bas..bas. Udahlah, saya tidak mau cerita soal negara ini, karena tidak sesuai dengan tema blog ini. Kalo mau, Bapak/Ibu bisa buat sendiri blog yang judulnya Indonesia di Bahrain :).

Peraturan Saudi Arabia mengatakan "..kalo kamu masuk Saudi dengan visa visit/business baru (fresh, single entry atau multiple entry yang belum pernah di pakai di Saudi) kamu harus melalui proses finger print di imigrasi Saudi ketika kamu mau masuk". Proses ini (finger print) harus diulang setiap kali kita ganti Visa visit/bussines. Untuk masuk kota Khobar bisa lewat airport Dammam atau lewat Airport Bahrain. Jika lewat airport Dammam, imigrasi ada di airport-nya ketika kita mau keluar, sekalian cap paspor. Sedang jika masuk melalui Bahrain imigrasi ada di perbatasan (bukan di Airport Bahrain ya..). Airport Dammam ke Khobar dapat di tempuh dalam satu jam perjalanan. Sedangkan dari Airport Bahrain ke Khobar juga satu jam perjalanan. Loh.. kok sama ? iya, emang sama..Cuma dari pengalaman teman-teman, jika dengan visa visit/bussines baru mereka lebih senang masuk melalui Bahrain. Alasannya, karena antrian buat menunggu finger print di imigrasi tidak panjang. Pengalaman saya, 10-15 menit sudah beres. Sedang teman yang masuk melalui airport Dammam, Wadoooh !!!... bisa tiga jam antrian nunggu finger print, rame soalnya.

Ada cerita menarik ketika pertama kali saya masuk Saudi Melalui Bahrain. Saya sudah punya visa business single entry untuk satu bulan tinggal di Saudi. Terus saya tanya ke orang kantor saya di Saudi. "Apakah saya perlu visa Bahrain ? " orang kantor saya jawab, ..."karena kamu sudah punya visa Saudi, maka kamu bisa masuk Bahrain dengan visa transit 24 jam di Airport Bahrain. Kamu tinggal bilang ke imigrasi Bahrain bahwa kamu cuma ingin ke Saudi Arabia melalui King Fahd Causway. Bayar dua dinar Bahrain atau dua puluh rial, terus nanti kamu bakal di kasi 24 jam transit visa". Oke, tanpa rasa curiga, saya siap berangkat ke Saudi. Malam itu saya check in di Airport tercinta kita Soekarno Hatta dengan pesawat Qatar Airways. Orang counter check in nanya.." Bapak mau ke Bahrain ? ... ya !! jawab saya. "..boleh saya minta visa Bahrain-nya ? ... " ga perlu visa Bahrain mas, karena saya pemegang Visa Saudi, dan cuma mau transit untuk melalui King Fahd Causway. Nanti di Airport Bahrain saya di kasi 24 jam transit visa, jawab saya dengan gagahnya. "Ok, sebentar ya Pak, kita tanya dulu. Ga lama si petugas balik lagi dan bilang.. " maaf Pak, Bapak harus punya Visa Bahrain untuk berangkat. Karena Bapak bukan pemegang residence permit Saudi. Loh, tapi orang kantor saya bilang, saya bisa dapat visa transit 24 jam di Bahrain. Perdebatan pun berlangsung. Sampai akhirnya saya kontak bos saya yang ada di Bahrain, untuk ngomong langsung dengan si petugas, tapi si petugas tetap tidak mengizinkan saya berangkat. Akhirnya saya batal berangkat malam itu.

Malam itu di Bahrain, setelah mendengar saya gagal berangkat gara-gara ga punya Visa Bahrain, si bos langsung meluncur ke Airport Bahrain untuk bertanya langsung ke Imigrasi Bahrain di Airport. Tau ga apa jawaban imigrasi Bahrain ? " GA MASALAH, KAMI BISA MENGELUARKAN VISA TRANSIT 24 JAM UNTUK INDONESIA YANG PUNYA VISA BUSSINES" Nah., loh gimana sih petugas check in Soekarno Hatta ??

Malam itu juga si bos ngirim e-mail ke saya, minta maaf soal kejadian ini. Sebenarnya untuk mendapatkan visa Bahrain sangatlah mudah, namun masalahnya, ini sudah malam dan besok adalah hari Jumat. Bahrain Jumat dan Sabtu libur. Di putuskan akhirnya saya berangkat besok malam, dan si bos akan meminta bantuan sebuah perusahaan di temen-nya di Bahrain untuk membuat supporting letter, buat di tunjukin ke petugas check in, yang mengatakan bahwa sudah di confirm ke imigrasi bahwa si anu bisa untuk mendapatkan Visa transit.

Besok malamnya berangkatlah lagi saya ke Soekarno Hatta, destination Bahrain. Kembali perdebatan yang sama terjadi, namun dengan supporting letter dari perusahaan Bahrain, akhirnya mereka luluh, dan mengizinkan saya check in. Namun, begitu mereka melihat Visa Saudi saya,...Hmm maaf Pak, Visa Saudi Bapak Validity-nya berakhir besok. Jadi Bapak sepertinya ga bisa juga berangkat malam ini. WADOOH !!!, saya liat lagi wah bener nih, Visa Saudi saya Validity-nya cuma 15 hari dengan duration of stay 30 day. Gagal lagi saya berangkat. Sebelum pulang, saya makan empek-empek di terminal International.

Hikmah, jangan malas untuk melihat Visa validity..atau Bapak/Ibu cuma bisa menikmati empek-empek di terminal international dan gagal berangkat. Trus, Pak/Mba petugas, wadooh !!! yang valid dong..

1 comment:

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.