Thursday, May 27, 2010

Pekerja Sejati..

Bapak/Ibu,

Saudi Arabia negara yang unik. Sangat menjanjikan bagi banyak orang. Orang-orang berdatangan dari berbagai penjuru negara. Easy money in here..begitu kata teman saya yang orang barat, yang bekerja sebagai salah satu manager di sini. Free tax, housing di tanggung, medical, school provided, car provided, flight ticket back provided, begitu bunyi tawaran perusahaan-perusahaan di sini. Praktis uang gaji bisa di simpan sesimpan-simpannya untuk di bawa pulang ke negara masing-masing.

Negara yang punya uang, tapi relative masih minim pekerja. Mereka membangun mega proyek di sini, bukan yang skala kecil. Selalu, the biggest refinery, the biggest petrochemical, dan the biggest lainnya. Saudi memang butuh pekerja.

Bagi orang-orang barat yang punya keahlian, ini ladang yang luar biasa tentunya. Mega proyek...., sangat menantang. Barat sekarang memang yang memegang kendali teknologi. Walaupun tidak sedikit yang cuma beruntung berasal dari barat dan bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Tidak sedikit pula pekerja skill yang berasal dari Timur yang tidak kalah keahliannya. Bahkan mungkin jumlahnya jauh lebih besar.

Seiring dengan berjalannya waktu, Saudi sepertinya menyadari bahwa, rakyatnya harus di didik untuk bisa menjadi motor utama perusahaan disini. Pekerja-pekerja asing mulai dikurangi. Saya belum melihat dampaknya ke pekerja yang berasal dari negara non barat. Tapi orang-orang barat disini mulai dipangkas karena mungkin salah satunya cost mereka yang besar. Sang expat dari barat digantikan oleh orang Saudi, dan sebagai pendampingnya, mereka menggunakan tenaga dari negara Timur. Saya tidak mau terjebak perdebatan kok si Barat di gaji lebih besar dan si Timur lebih kecil walaupun punya keahlian sama. Saya ga menyalahkan mereka sih, dapat gaji yang besar. Wong,di negaranya juga cost of living besar, atau gaji orang timur yang kekecilan dinegaranya ?? ntah lah..

Makanya ketika ada pertanyaan soal standard gaji, saya cenderung untuk menjawab, berapa cost of living disini, jadi Bapak/Ibu bisa tahu kira-kira bakal bisa saving berapa. Perusahaan (Government of Saudi owned company) disini sepertinya tidak memberi ruang untuk negosiasi, namun berbeda jika seandainya Bapak/Ibu bekerja di perusahaan multinational company disini. Saya melihat ada peluang untuk itu. Namun, semua bisa di bicarakan dan di coba, bukan begitu ?

Bagaimana dengan pekerja non-skill ? Woi.. jumlahnya jauh lebih besar. Merekalah pekerja-pekerja sejati yang coba mengadu nasib demi hidup yang lebih baik untuk anak-anak dan istrinya. Ah.. terus terang sebenarnya saya tidak melihat ada perbedaan anatara pekerja skill dan non-skill dalam hal ini. Toh, semuanya juga datang kemari demi hidup yang lebih baik. Bener ga ? Tapi pekerja non skill tidak bisa membawa keluarganya disini. Hanya pekerja yang berpredikat minimal Technician yang bisa membawa keluarga ke sini, begitu menurut peraturan Saudi.

Jarang pekerja non-skill ini pulang setahun sekali. Umumnya 2 hingga 3 tahun sekali. Saya tidak bisa membayangkan berpisah dari anak dan istri selama setahun. Sebulan aja berat rasanya. Mungkin saya yang terlalu sentimentil ? Tapi menurut saya ini masalah sosial yang lain. Eh.. banyak juga lho pekerja yang skill tidak membawa keluarga ke sini. Tapi umumnya itu karena itu pilihan mereka. Mereka memilih untuk tidak membawa keluarga...Saya sering mengamati para pekerja Non-Skill disini. Membuat kaki saya tetap ditanah.. to keep my feet on the ground ...itu kata rekan saya sorang bule yang bijaksana...how lucky I am

2 comments:

Anonymous said...

thanks

Anonymous said...

mohon infonya pak....sy sedang cuti dan karena kesalahan ministry saudy maka re-entry visa saya expired sebelum mas cuti sy berakhir....pihak perusahaan kirim fax untuk pengambilan visa...bisakah selesai dalam 1 hari? apakah pengambilan visa bisa diwakilkan....thanks sebelumnya