Friday, August 13, 2010

Umroh dari Arab Saudi

Bapak / Ibu,

Apa khabar ?

Tidak afdhol rasanya jika kita menulis Arab Saudi tanpa menuliskan tentang yang satu ini. Salah satu daya tarik Saudi adalah ini. Mekkah itu seperti di sebelah rumah kita. Terharu ketika pertama sekali melihat Mekkah, maka tak heran orang berkali-kali kembali ke Mekkah, di tambah lagi pahala yang di ganjar Allah SWT jika kita beribadah di Masjidil Haram. Membuat muslim "tergila-gila" kembali lagi. Disini saya akan menceritakan pengalaman saya umroh dari Khobar, dengan menggunakan visa business, dan sedikit tips-tips agar ibadah Bapak/Ibu lebih nyaman disana.

Banyak rumor yang beredar soal apakah visa business atau visa visit Arab Saudi bisa di pakai untuk umroh. Menurut aturan, jika Bapak/Ibu adalah pemegang visa business atau visa visit Arab Saudi, maka Bapak/Ibu bisa pergi ke kota mana saja di Arab Saudi termasuk Mekkah. Sedangkan jika Bapak/Ibu hanya pemegang visa umroh, maka cuma bisa mengunjungi Jeddah, Mekkah dan Madinah. Demikian juga saya. Saya umroh pertama sekali dengan menggunakan visa business. Saya pergi dari Khobar weekend hari Kamis dan pulang kembali hari Jumat. Dengan menggunakan jalur udara.

Kawan-kawan di sini sering umroh dengan menggunakan jalur darat dengan menggunakan jasa travel umroh yang berselebaran di Khobar sini. Alasannya ya, gampang, mudah dan murah. Hanya membutuhkan biaya 180 SAR (sudah termasuk penginapan sehari) jika di luar bulan Ramadhan dan di bulan Ramadhan, 230 SAR (sudah termasuk hotel sehari di Mekkah, dan trip menuju Madinah untuk sholat Jumat di masjid Nabawi). Mereka berangkat hari Rabu jam 4 sore dari Khobar, dan tiba di Mekkah jam 9-10 hari Kamis. Membutuhkan waktu 15-16 jam dari Khobar untuk menuju Mekkah. Setelah dari Mekkah, biasanya mereka akan menuju Madinah untuk sholat Jumat di sana dan kembali ke Khobar dari Madinah, dan tiba di Khobar Sabtu pagi jam 5-6.

Jika Bapak ingin menggunakan jalur udara, Bapak bisa langsung pergi dengan menggunakan jasa penerbangan Saudi Airlines atau Bapak bisa mencoba jasa penerbangan low cost carrier seperti NASAIR, Bapak bisa langsung membeli tiketnya online. Harganya di kisaran 500-780 SAR. Tergantung keberuntungan Bapak :) untuk sebuah return tiket. Jika menggunakan jalur udara, maka Bapak harus menuju Airport Jeddah, dan dari Airport menggunakan taxi menuju Mekkah dengan durasi 45 menit - hingga satu jam. Ada dua tipe taksi yang Bapak bisa digunakan, yang pertama adalah seperti minibus berwarna putih dengan logo taxi di pintu dan atasnya, jika menggunakan tipe ini maka Bapak akan share dengan penumpang lain. Harganya adalah 30-50 (jika di bulan puasa) SAR per orang. Bapak /Ibu bisa juga menggunakan taxi biasa tanpa share yang bisa didapat dengan membayar 150-200 (jika bulan puasa) SAR. Taksi adalah satu-satunya cara Bapak menuju Mekkah dari Airport Jeddah. Oya, jika Bapak menggunakan pesawat, maka Bapak bisa berihram di Airport Dammam. Nanti ketika memasuki zone miqat, akan ada pengumaman dari pilot pesawat, dan bisa tinggal langsung niat dan talbiyyah.


Sesampainya di Mekkah ya, terserah Bapak mau ngapain :) Namun saran saya kuasai fikih umroh. Salah satu yang bisa Bapak baca adalah disini, panduan dari yayasan Al-Sofwa. Lalu, tandailah yang mana hajar aswat tempat Bapak memulai thawaf, Rukun yamani, dan makam Ibrahim, tempat Bapak sholat sunat ketika selesai thawaf. Di video ini Bapak bisa sedikit dapat gambaran bagaimana kurang lebih suasana di sana.



Juga ada tata cara umroh dan manasik haji yang di keluarkan oleh pemerintah Saudi dalam bahasa indonesia.







Jika Bapak umroh di bulan puasa, maka biasanya jam 5 sore orang sudah standby di tempatnya masing-masing di masjidil haram, untuk berbuka dengan qurma dan air zam-zam yang di bagikan. Padahal buka puasa sekitar jam 7-an :). Tidak lama setelah itu, maka shalat maghrib akan dimulai. Jika Bapak terbiasa dengan gaya perut Indonesia yang harus tersentuh nasi, maka selesai shalat maghrib segeralah bergerak cari makan di luar. Tapi, segeralah kembali, karena Bapak pasti ingin mendapat tempat yang baik jika untuk shalat isya atau terawih. Orang sedemikian ramainya, untuk berlomba-lomba beribadah di bulan Ramadhan ini, jadi jangan heran dari mulai berbuka puasa mereka sudah mengincar posisi yang "strategis" buat shalat. Saran saya persiapkanlah sedikit makan kecil seperti roti untuk menangkal perut, atau cari nasi dari waktu Ashar, jadi tidak perlu keluar masjidil haram setelah selesai maghrib. Jangan kuatir tentang air minum. Air zam zam tersedia di seluruh penjuru mesjid. Sholat terawih selesainya jam 11-11.30 malam. Usahakan juga Bapak mengingat pintu masuk di masjidil haram, agar Bapak tidak sesat. Last but not least, sediakan kantung plastik buat sendal. Jadi Bapak bisa bawa sendalnya kedalam masjidil haram.

Satu lagi saran saya, jika Bapak memilih schedule balik, usahakan jangan di waktu pagi. Usahakan memilih penerbangan yang agak siangan. Ini karena subuh selesai jam 5 pagi, dan biasanya agak susah mendapatkan taksi di subuh hari. Dengan penerbangan siang, Bapak juga bisa naik bus SAPTCO di dekat masjidil haram ke kota Jeddah, lalu dari kota Jeddah ke Airpot dengan naik taksi, jadi bisa lebih hemat. Taksi yang share jarang di temui jika dari Mekkah.

Semoga ada manfaatnya, mudah2an suskes eh sukses..

3 comments:

Syamsul Arifin said...

semoga saya kesampaian ibadah umroh/haji sembari kerja *aminnnn :)

Anonymous said...

Mau tanya maa kalo ke madinah dari jedah nya naik ap?lalu apakah umroh hanya mnggunakan visa visit tidak akan bermasalah?mohon jawabannya ke email saya ya airinfitria123@gmail.com

Indonesia di Arab Saudi said...

InsyaAllah ga masalah. Dari madinah ke jeddah, bisa naik bis atau pesawat.